Jumat, 27 Januari 2017

CERPEN

                Kulihat para petinggi itu berdadu mulut.saling menyatakan diri bahwa mereka yang paling benar.ada sekitar 3 kelompok yang yang terdiri dari beberapa petinggi.oh..... tunggu dulu,ada 10 rupanya.tidak-tidak ada 18 kelompok.oh.... bukan ! ternyata banyak sekali.
“Apa yang mereka ributkan ?” tanyamu padaku
“oh... mereka.mereka sedang membela diri mereka masing masing”. Jawabku
“Loh... untuk apa? Apakah ada yang menuduh mereka ?” tanyamu lagi
“menuduh mereka? Menuduh para petinggi itu ? tak akan ada yang dapat menudu para petinggi itu! Bahkan rakyat di negeri ini! Ucapku setengah teriak,ku lihat kamu mengerutkan keningmu sebentar.kemudian kau berkata,”lalu? Untuk apa mereka membeli diri mereka sendiri?”.
“mereka membela diri mereka untuk menjajah negeri ini”.kataku dengan tatapan menerawang kedepan.
“ta...tapi mereka adalah petinggi negeri ini.mengapa mereka malah menjajahnya?”.tanyamu
“biar kau tahu saya,bukan hanya para petinggi itu yang menjajah.bahkan rakyatnya sendiri menjajah negeri sendiri.” Jawabku
“loh...bagaimana mungkin?!kau hanya berspekulasi.”tuduhnya padaku
“hei aku tidak berspekulasi.ini kenyataan! Mereka seperti itu karena mereka sudah tidak takut pada sang pencipta.keserakahan merasuki mereka secara perlahan lahan,kesombongan menjadi diri mereka sendiri.”kataku.kulihat dia sedang menatap sedih dengan pemandangan yang ada di depanya”
“sekarang kita sedang melihat peperangan.ada yang sedang menjajah,ada yang beruang,dan ada berkelompok yang memilih diam saja,netral,dan menjadi yag dijajah”.
Bagian yang  manakah dirimu?kuharap kau bukan yang menjajah.kuharap juga kau tak memilih kelompok yang dijajah.marilah! ganggam tanganku! Ayo berjuang denganku”.

KEBOHONGAN VS KEJUJURAN

                Malam hari yang gelap dengan bintang yang bergemelapan yang menyinari gelapnya bumi.
Apryani tengah berfikir untuk mengahadapi ujian pada esok hari.ia pun telah mempersiapkan contekan-contekan yang akan dipakai untuk ujian berlangsung esok hari.
                Keesokan hari nya semua siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian.tidak terkecuali apryani yang telah mempersiapkan contekannya. “anak-anak pada pagi hari ini kita akan melaksanakan ujian kita.silahkan letakan tas kedepan” ucap guru dengan tegas.apryani pun sibuk mempersiapkan contekannya.tanpa ia sadari ada seorang sahabatnya yang memperhatikan yaitu frinty.frinty hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya sendiri.
                Di perpustakaan apryani memilih buku,tiba-tiba frinty menyampirinya dengan mata sinis dan berkata “hei apryani kamu bisa mengerjakan soal ujian kemarin ?” bisa kok itu sangat mudah! Jawab apryani dengan emosinya frinty menjawab pembohong! Jujur saja aku tahu kalau kamu itu mengopek!.aku fikir kamu akan jujur,tapi ternyata tidak,aku kecewa!” frinti pun meninggalkannya dengan perasaan marah dan kecewa.
                Saat ujian terakhir,apryani pun sangat santai menyotek dengan contekan  yang ia buat.tiba tiba  guru berjalan mengamati situasi berlangsungnya ujain .tak disangka guru melihatnya dan langsung mengambil kertas contekan  dan menyuruhnya ke kantor Bk untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
                Sesampainya di ruang Bk ia pun diberi pertanyaan:
“apa penyebabnya kamu menyontek nak?” tegas guru tersebut “saya inggin menyampaikan nilai  bagus itu. Jawab apryani “ dengan hasil yang kurang sama saja bukan hasil kamu nak!” apryani punterdiam dan merenungkan yang di nasehatin oleh guru Bk tersebut.ia pun pergi dari ruang Bk dan membuat perjanjian dalam dirinya utnuk menjadi jujurdalam segala halyang akan ia lakukan.
                Akhirnya ia pun diberikan ujian susulan bersama dengan frinty yang tak dapat menghindari ujian terakhir karena sakit.keesokan harinya mereka pun mengerjakan ujian denganjujur tanpa berbicara sepata kata pun, apryani pun telah belajar denga giat. Frinty pun terheran-heran melihat kejujuran dari apriany yang biasanya mencontek ujian merekapun telah selesai dan besok adalah   pembagian rapot
                Pada saat pengambilan rapot apryani tersenyum sendiri,karena melihat nilai ujian susunanya justru lebih baik dari pada harus contekan dan ia pun merasa sengang atas kejujurannya.ia pun meminta maaf kepada frinty dan mengakui kesalahannya akhirnya kedua anak itu pun telah memutuskan memperat kelakuannya.guru guru pun bangga atas kelakuan dari kejujuran apryani