Selasa, 11 April 2017

Dokumentasi PA PERPISAHAN SMANSA

Syalom semuanya...
Udah pada lihatkan gumanna zerruuunya,kerenyan,sedihnya,harunya dan petjahnya PA PERPISAHAN kita kemarin, mimin aja sampai nangis,terharu huhuh.
Mau tau gimana keseruan dari pa perpisahan kemarin ?
Tetap stay tune di Blog dan Instagram PA SMANSA ya...





Dimulai dari firman yang di  sampaikan Bang Sura ke kita semua, dan pesan pesan bang sura untuk kita semuanya terkhususnya buat kakak/abang kelasXII yang H-3 untuk menghadapin UN yang akan berlangsung.thanks Bang Sura atas kehadiran di pa perpisahan.




Buat para singer juga kemarin keren abis, apalagi para pemusik ughh LATERKATEN,pokoknya super duper duper keren abis. Tetap semangat melayani ya teman teman.



Selain itu ada juga persembahan vocal grup dari pengurus PA SMANSA,duh keren nya,sampai wajah wajah kami ikut mellow juga karna sedih kayak nggak mau pisah sama kakak/abang kelas gitu.



Enggak cuman dari pengurus,teman teman kita dari kelas X juga ada loh yang mempersembahkan vocal grup.mereka juga ga keren abis kok dengan vocal grup pengurus. Terima kasih teman teman



Nah di PAPERPISAHAN  kemarin ada yang spesial loh yaitu BOTTLE HOPE  yang berisikan harapan harapan  dari kertas warna yang kami bagika,di kertas itu mereka akan menuliskan sedikit harapan dari mereka untuk pa. Makasih ya kakak/abang semoga harapan harapan kalian dapat terwujud,Amin


Dan ada juga loh yang super spesial di PA PERPISAHAN , mau tau ga ? yaps bener di pa perpisahan kemarin ada Papan Harapan, jadi di papan tersebut kakak/abang dapat menulis harapan harapan atau pun ptn dan tanda tangan dari mereka. Bagi yang kepo bisa lihat diruang PA kita ya...




Dan dari kepengurusan PA SMANSA 2016/2017 kami memberikan cendra mata buat kakak/abang loh.disimpan baik baik ya kak bang.jangan sampai hilang kalau bisa nempel terus aja ya di baju nya.







Minggu, 09 April 2017

PERFECTION OF LOVE


Kate dan Leonard adalah sepasang sahabat yang begitu akrab. Kate berasal dari keluarga yang ekonominya cukup sedangkan Leonard berasal dari keluarga yang ekonominya menengah ke atas. Ayah Kate adalah seorang pedagang dan ibunya adalah seorang PNS, sedangkan ayah Leonard adalah seorang dokter dan ibunya adalah seorang bidan.
*****
Sejak kecil, mereka sudah terbiasa bersama, pergi  gereja bersama, bermain bersama dan memuji Tuhan bersama. Hal ini membuat teman-teman nya cemburu dan mengira mereka adalah sepasang remaja yang sedang menjalin kasih.
*****
Saat awal SMA, mereka berada di sekolah yang sama namun pada kelas yang berbeda. Kate berada di kelas X IPA 4 sedangkan Leonard berada di kelas X IPA 1. Meskipun demikian, hal tersebut tidak dapat melunturkan eratnya tali persahabatan mereka melainkan persahabatan mereka semakin erat dan semakin semangat untuk melayani Tuhan di PA sekolah mereka.
*****
Hingga saat pergantian kepengurusan PA, Leonard menjabat sebagai ketua umum PA sedangkan Kate menjabat sebagai bendahara umum PA. Hal ini membuat hubungan persahabatan mereka semakin erat dan semakin menggebu-gebu untuk menjadi pelayan Kristus. Namun, dibalik itu semua ada seseorang yang cemburu terhadap hubungan persahabatan mereka yaitu Rahel sang sekretaris.
*****
Suatu ketika, Rahel terasa panas ketika melihat Kate dan Leonard bercanda tawa di ruang PA. Namun, setelah itu Leonard keluar sebentar karena ia dipanggil oleh guru nya. Tak kuasa menahan panas nya perasaannya, Rahel pun datang menghampiri Kate dengan suara lantang.
*****
‘’Eh, Kate! Kamu jadi cewek gak usah cari perhatian kali deh sama Leonard! , jelas Rahel.
‘’Cari perhatian gimana, hel? Aku sama Leonard biasa-biasa kok. Hubungan kami hanya sekedar sahabat aja kok.’’ , balas Kate
“Elehh elehh buktinya apa tuh tadi gelitik-gelitik, ketawa-ketawa? Kan itu berarti hubungan kalian lebih dari sahabat.’’, jelas Rahel dengan nada naik.
*****
Tiba-tiba Leonard pun masuk kembali ke ruangan tersebut dan melerai adu mulut dari kedua nya.
*****
‘’Ini ada apaan sih ribut-ribut? Bikin malu kepengurusan PA aja, kalian itu seharusnya saling mengasihi bukan adu mulut seperti ini.’’, tegas Leonard.
Mendengar ucapan Leo, suasana di ruangan itu hening seketika dan Rahel pun tertunduk diam dan ketakutan.
‘’Kok kamu diam, hel? Tadi kamu semangat kali bentak Kate, sekarang kok diam begitu? Emang masalahnya apa sih? Kok tega kamu bentak Kate yang tidak bersalah ini? Seharusnya kita itu kompak, bukan kek gini, bentak-bentakan, ejek-ejekan.’’ ,jelas leo
‘’Aku gak tahan leo, aku gak tahan lihat hubungan kalian berdua. Aku cemburu lihat kedekatan kalian berdua. Dan aku pun hanyalah orang asing dalam kepengurusan PA ini. Aku merasa gak dianggap, Leo.’’, balas Rahel.
‘’Siapa bilang kami gak butuh kamu? Siapa bilang kami nggak menganggap kamu? Kami tuh butuh kamu dan kami tuh juga anggap kamu sebagai sahabat. Kalau tidak ada kamu siapa dong yang akan stempel seluruh notes anggota PA, siapa dong yang akan membuat slide PA kalau bukan kamu sang sekretaris. Jadi disini kita saling membutuhkan. Lagian, aku sama Kate hanyalah sahabat tidak lebih.’’, jelas Leo.
‘’Iya, Leo aku minta maaf. Maafkan aku ya, Kate.’’ ,ujar Rahel sambil menyalam tangan Kate dan melemparkan senyum kepadanya.
*****
Kate dan Rahel pun akhirnya berdamai dan mereka bertiga pun menjadi pengurus PA yang sangat kompak setiap saat. Baik Rahel, Kate maupun Leo, selain menjadi pengurus PA mereka bertiga juga menjadi kakak/abang sel.Rahel memiliki 3 adik sel yang harus ia bimbing, sedangkan Kate memiliki 4 adik sel yang harus ia bimbing dan Leo memiliki 5 adik sel yang harus ia bimbing ke arah yang lebih baik.
*****
Mereka terus memberitakan kebenaran firman Tuhan kepada adik-adik sel mereka, mereka juga tidak bosan-bosannya mengingatkan adik-adik sel mereka untuk sering berdoa, membaca alkitab. Meskipun jarak memisahkan mereka sebagai kakak dan adik sel, mereka masih bisa berkomunikasi dan menyemangati adik selnya via line, BBM, dan facebook.
*****
Hingga disaat mereka menginjak kelas XII, pelayanan mereka tetap terus berjalan. Namun di bulan September, Kate mulai merasakan keanehan yang terjadi dalam tubuhnya. Awalnya ia hanya sekedar pusing dan sakit kepala, namun lama-kelamaan ia tidak hanya pusing bahkan sampai membuatnya jatuh pingsan. Tidak hanya itu, darah sering keluar dari hidungnya.
*****
Selang sebulan kemudian, seluruh anggota tubuh kate sangat sulit untuk digerakkan. Ia sangat kesulitan untuk berjalan, langkah kakinya sulit untuk terkendali. Keanehan yang terjadi pada diri Kate, membuat ibunya menjadi khawatir dan ia pun memberitahukan hal ini kepada suaminya.
*****
‘’Pak, sebaiknya kita harus membawa Kate ke dokter. Kita harus mengecek kesehatannya.’’ , ujar ibu Kate
‘’Emangnya kenapa sih bu? Anak kita baik-baik aja kok. Buktinya saja ia selalu ceria, dan tak pernah mengeluh kesdakitan.’’balas bapak
‘’Pak, tapi belakangan ini mama merasa Kate sekarang bukanlah Kate yang dulu. Mama rasa ada yang aneh dengan kesehatan Kate. Buktinya saja, semalam kate, mimisan 2 kali.’’,ujar ibu
‘’Aduh ma.. Paling itu hanya mimisan biasa, toh nanti sembuh juga kok.’’,ujar bapak.
‘’Pak, tapi gak ada salahnya kan kalo kita bawa Kate ke dokter? Kita hanya mengecek kesehatannya, pak. Lagian pun mama khawatir dengan kondisinya sekarang ini.’’, ujar ibu.
‘’Iya deh ma. Besok kita ke dokter ya.’’, ujar bapak.
Keesokan harinya Kate pun dibawa orangtuanya ke rumah sakit. Saat di rumah sakit Kate pun segera di cek kesehatannya,dan ia pun disuruh ibunya untuk menunggu diluar karena ibunya tak kuasa melihat putrinya apabila hasil dokter menunjukkan putrinya mengidap penyakit mematikan.
*****
Dokter pun keluar dari lab nya dan membawa hasil pemeriksaanya terhadap diri Kate. Dokter itu mengatakan bahwa Kate terkena penyakit kanker otak stadium 3, ia juga menyarankan agar Kate segera diberitahu dan di kemoterapi untuk mencegah sel-sel kankernya berkembang pesat. Ia juga tidak bisa menjamin bahwa Kate dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang panjang.
*****
Mendengar hal itu, kedua orang tua kate bak disambar petir, perasaan mereka begitu hancur, dan cucuran air mata mereka pun terus mengalir deras tiada henti di kedua belahan pipi mereka. Disinilah , kedua orangtua Kate mulai menyalahkan Tuhan, mereka berasumsi bahwa Tuhan tidak adil terhadap keluarga mereka terlebih kepada putri mereka padahal putri mereka sangat begitu aktif dalam melayani Tuhan.
*****
Awalnya, kedua orangtua Kate ragu untuk memberitahukan kondisi kesehatan kate saat ini, namun dengan berat hati, akhirnya mereka pun sepakat untuk memberitahukannya ke Kate. Ketika diberitahu, air mata Kate langsung mengalir deras membasahi kedua pipinya, perasaan nya berkecamuk, ia mulai kehilangan arah hubungannya dengan Tuhan menjadi jauh.
*****
Kehidupan sekolah Kate tidak seperti biasanya, Kate yang dulunya ceria, humoris, sekarang menjadi pendiam. Ia pun juga lebih sering menyendiri.Ketika teman-temannya menghampirinya, Kate lebih memilih untuk pergi dan menghidar dari mereka. Ia tak ingin temannya memiliki seorang teman yang berpenyakitan seperti dirinya.
*****
Di kelas, Kate lebih memilih untuk menutup mulut dan menulis sebuah diary yang berisikan rasa kecewa nya kepada Tuhan. Saat pulang sekolah, Kate yang biasanya bersedia diantar oleh Leonard, kini memilih untuk menaiki angkutan umum. Hubungan Kate dan Leonard semakin hari semakin dingin. Kate pun lebih memilih untuk menjauh dari Leonard.
*****
Leonard  merasakan ada perubahan aneh yang terjadi pada diri Kate, Leonard pun memutuskan untuk segera menemui Kate. Saat ditemui, Kate langsung berlari menjauhi Leonard, namun Leonard bersikukuh untuk mengejar dan menemuinya.
*****
Saat berlari, tiba-tiba Kate merasakan rasa sakit yang begitu hebat di kepalanya. Ia pun pingsan, dan darah pun mengalir deras dari hidungnya. Melihat Kate, yang tergeletak lemah dengan bersimpuh darah di hidung Kate, secepat kilat Leonard membawanya ke rumah sakit dan Kate pun ditangani segera oleh dokter.
*****
Leonard pun juga menghubungi kedua orangtua Kate agar kedua orangtua Kate datang menemui putrinya yang malang itu. Dokter pun keluar dari ruangan itu dan dokter itu lebih memilih untuk tidak memberitahukannya kepada Leonard. Namun, L:eonard pun terus memaksakan kehendaknya dan dokter itu pun akhirnya memberitahukan kondisi Kate kepada Leonard.
*****
Mendengar pernyataan dokter, Leonard langsung masuk ke dalam ruangan itu dan meratapi sahabatnya yang malang itu. Sambil meneteskan air mata, Leo pun tak menyangka bahwa sahabatnya itu terkena penyakit ganas ini.
*****
Kedua orangtua Kate pun tiba di rumah sakit, mereka segera menuju ruang rawat putrinya itu. Di sana, didapati nya lah seorang pria yang sedang meneteskan air mata nya dan pria itu adalah Leonard.
‘’Kenapa kamu disini, Leo? Bukankah seharusnya kamu di sekolah lagian orangtua mu akan marah apabila mereka mengetahui bahwa kamu berada disini dan tidak disekolah.’’ , ujar ayah Kate
‘’ Untuk apa aku sekolah om kalau sahabat ku kubiarkan sendiri disini merasakan rasa sakit yang ia derita.’’, balas Leonard
‘’Kami berterima kasih atas kesediaan mu untuk membawa putri kami kemari.Kami juga tahu kalau kamu adalah sahabat Kate sejak kecil. Tapi, bagaimana pun kamu juga harus sekolah. Kami tak ingin kamu bolos hanya karena hal ini.’’ , ujar ayah Kate.
‘’Om, kenapa sih om menutupi penyakit nya Kate dari ku? Kenapa om? Om dan tante kan tahu kalau aku tuh sahabatnya Kate dari kecil. Tapi mengapa ketika Kate sedang sakit seperti ini, sedang membutuhkan banyak perhatian seperti, kenapa Om gak memberitahukannya? Om gak sayang sama Kate? Apa Om gak tega lihat Kate terpuruk seperti ini? Apa Om gak tega lihat Kate yang terus membisu sepeti ini?’’ ujar Leonard dengan nada naik.
‘’Om.. Mengerti leo. Om mengerti.. Tapi ini adalah permintaan dari Kate sendiri. Ia tak ingin merepotkan kalian.’’, ujar ayah Kate.
‘’Seharusnya, om tidak mengikuti perkataan Kate om. Justru di saat- saat seperti inilah ia butuh motivasi dari sahabat dan teman-temannya.’’,tegas Leonard.
*****
Dokter kembali masuk ke dalam ruang tersebut dan ia mengatakan bahwa lebih baik Kate dirawat di rumah sakit hingga akhir tahun. Dan kedua orangtua Kate pun setuju akan hal itu demi kesembuhan putri mereka.
Sewaktu Kate berada di rumah sakit, Leonard merasa hampa, ia merasa kesepian.  Ia pun ingat bahwa Kate juga menjadi kakak sel. Leo pun langsung menghampiri keempat adik sel Kate dan mengajak mereka untuk menjenguk Kate di rumah sakit.
*****
Saat dikunjungi, Kate merasa senang dan bahagia atas kehadiran Leonard berserta keempat adik sel nya terlebih lagi mereka juga membawa buah-buahan yang masih segar. Kate merasa bahwa masih ada yang peduli sama dia, masih peduli akan keterpurukan ia saat ini. Hingga mereka ingin berpamitan pulang, Kate meneteskan air matanya yang terharu melihat ketulusan hati Leo dan keempat adik selnya untuk menjenguknya.
*****
Akhir tahun pun telah tiba, dan dokter pun memperbolehkan Kate pulang dikarenakan kondisi Kate yang mulai membaik. Kate pun juga diperbolehkan untuk kembali bersekolah. Awal masuk sekolah di tahun yang baru, Kate merasa sangat bahagia karena teman-temannya begitu antusias menyambut kehadirannya kembali di sekolah tersebut termasuk Leonard sahabat nya itu meskipun kondisi nya yang lemah dengan rambutnya pun yang botak akibat dari kemoterapi dan kini ia pun juga duduk di kursi roda.
******
Waktu berlalu dengan cepat. Kate berhasil lulus sekolah, begitupula dengan Leo. Kini Kate merasa kesepian ia pun mulai menulis sebuah puisi dan harian sebagai hal yang bisa menghiburnya. Tamat SMA Leo mengambil jurusan kedokteran sedangkan Kate, ia tetap terus berjuang melawan penyakit yang ia derita. Meskipun demikian Leonard tetap setia untuk mendampingi Kate  ditengah kesibukan nya. Namun, hal ini membuat kedua orangtua Leonard merasa terganggu dengan kondisi Kate yang terus bergantung kepada putranya itu. Dan memberitahukan hal tersebut kepada Kate agar Kate menjauh dari Leonard.
******
Kate pun berusaha menjauhi Leonard. Meskipun demikian Leonard tetap terus memperhatikan Kate ia tetap memperhatikan perkembangan dari kondisi kesehatan Kate. Bahkan Leo pun mendokumentasikan segala upaya Kate dalam melawan penyakit kankernya. Leo juga menghubungi beberapa redaksi agar karya-karya Kate dipublikasikan di majalah-majalah dan dibaca oleh banyak orang.
******
Kondisi Kate pun semakin parah perkembangan sel kankernya begitu pesat. Ia pun sempat meninggal karena nafsu makan nya yang berkurang. Badan Kate yang dulunya bugar kini kurus, ia pun juga sempat tak mengingat orang-orang yang berada di sekitarnya.
Suatu saat Leo mengajak kedua orangtuanya untuk melamar Kate. Namun kedua orangtuanya menolak permintaan Leo melihat kondisi Kate yang seperti itu. Namun, Leo pun tetap bersikukuh untuk melamar Kate dan ia pun berhasil membuat hati kedua orangtuanya luluh dan kedua orangtuanya pun menyetujui permintaannya.
Leo pun pergi melamar Kate bersama orangtuanya. Awalnya Kate merasa ragu, ia takut gak bisa membuat Leo bahagia ia takut menyusahkan Leo dan keluarga nya. Namun Leo menyakinkan Kate bahwa ia tidak merasa kerpotan dan ia begitu sayang kepada Kate. Akhirnya, Kate pun menerima lamaran Leo.
******
Leo dan Kate pun menikah. Kini mereka hidup bahagia. Leo terus membantu Kate dalam menerbitkan karya-karya Kate di majalah-majalah dan tak sedikit pula orang yang begitu tertarik dan bersimpati dengan Kate.
******
Namun kebahagiaan mereka pun bersifat sementara, hingga suatu malam, Kate mengalami kejang-kejang yang begitu hebat. Leo pun langsung membawa Kate ke rumah sakit dan ia pun segera membawa kekasihya itu ke ruang ICU untuk menolong kekasihnya itu. Sayangnya, nyawa kekasihnya itu tak dapat tertolong lagi, ia terus mengalami demam dan tensinya pun terus menurun. Detak jantung nya pun terus melemah. Akhirnya Kate pun meninggal.
******
Meskipun ia meninggal, ia telah memotivasi jutaan orang dengan karya-karya nya di majalah-majalah.  Itu menjadi bukti bahwa sekalipun sudah tak berdaya secara fisik, Kate tetap berguna dan menjadi penolong bagi orang lain, sesuai keinginan terbesarnya. Dan Leo pun bangga memiliki istri seperti Kate.

(EventMadingPA/AnggotaMadingPA/GAHM)
Harapan Masih Ada



Apa yang salah dengan waktu? Bukan kah waktu berputar sesuai dengan

sendirinya? Mengapa aku harus menyalahkan waktu dengan keadaanku yang tidak

kuinginin. Hidupku hancur bahkan aku tidak tahu berbuat apa saat aku melihat kedua

orangtua ku tertidur lelap dihadapanku. Nafas terhenti waktunya pun terhenti. Hanya

ucapan selamat tinggal yang kuucapkan. Hatiku sakit,tercabik-cabik,bahkan lukanya

sudah begitu dalam. Kecelakaan itu membuat keluargaku tidak akan bisa kulihat

lagi,hanya adikku yang bertahan dirumah sakit. Sekarang,aku tinggal berdua dengan

adikku,dia masih berumur 9 tahun. Sedangkan aku kelas 3 SMA. Minggu depan aku

akan UN ini adalah awal yang berat bagiku.

“rey bangun dik,sekolah!”

“mama mana ka?papa juga?bukannya setiap hari mama yang bangunin aku?

“udah kamu bangun aja cepat sekolah,ntar mama marah”

“iya ka,tunggu aku berdoa dulu. Aku mau bicara dengan Tuhan”

“terserah kamu tapi cepat,kakak mau siap-siap juga. Kakak hari ini ujian”

“iya kak”

Awal hari tanpa orangtua kujalani dengan adikku,aku menyembunyikan

keaadaan yang sebenarnya. Sekarang tugasku hanya sekolah dan menyelesaikan

sekolahku. Lebihnya aku akan bekerja untuk membiayai sekolah adikku. Kelam kurasa

tapi inilah yang sebenarnya harapanku menjadi dokter tidak mungkin akan kucapai. Ini

adalah batas kesabaranku,aku mulai benci dengan Tuhan. Tuhan tidak adil

denganku,dia memanggil orangtuaku padahal aku masih membutuhkan mereka.

Empat hari berlalu Ujiaanku selesai,dan aku berencana akan mencari pekerjaan

untuk biaya hidup kami. Sebelum adikku pulang sekolah jam 13:00 aku akan mencoba

menjadi pencuci kain dengan gaji harian. Lumayan bagiku mendapatkan uang 50ribu

perhari. Sehingga bisa membeli nasi dan ayam goreng kesukaan adikku. Hari ini aku

mendapat pekerjaan disebuah rumah mewah dan mendapat uang 50 ribu,aku

langsung membeli nasi untuk makan siang nanti sebelum menjemput adikku.

“kak udah seminggu aku ngak lihat mama sama papa,mereka kemana? Aku

kangen kak. Terus ini kok beli nasi bungkus? bukannya mama biasanya masak ayam

kesukaan aku?” memebuka percakapan dimeja makan.

“dek,kamu kenal bibi Ani yang dikampung kan? Mama sama papa kesana

soalnya anaknya nikah. Terus kata papa mereka bakalan cari kerja dan titipin kamu

sama kakak. ”

“oh iya ka,palingan juga lusa pulang kan kak?terus kak bukannya kemaren aku

sama papa mama? Terus waktu kami naik mobil ada mobil besar yang menabrak kami”

“mungkin kamu hanya mimpi dik,udah ngak usah dipikirin kamu makan terus

istirahat ya”

“ tapi kak kenapa kaki dan tanganku diperban?”

“ohh itu,kemaren kan kakak jemput kamu ke tempat bibi Ani terus kita

kecelakaan dijalan dik”

“terus kakak nggak kenapa-kenapa kan?”

“nggak kok dik”

Aku menyembunyikan yang sebenarnya,aku memulai drama hidupku yang terus

kujalani hingga adikku tumbuh dewasa. Aku menjalani skenario Tuhan yang sulit untuk

ku tebak. Sudah 7 tahun kujalani hidupku tanpa orangtua. Aku selalu memikirkan masa

depan adikku bagaimana kedepannya sehingga aku bekerja keras dan mengasilkan

banyak uang. Hingga suatu hari saat dia dewasa dia bertanya padaku.

“hai gadis cantik yang selama ini merawatku,bagaimana kabar papa mama?

Udah lama aku ngak ketemu mereka kak. Kakak bilang mereka ketempat bibi Ani dan

mencari pekerjaan tapi kok ngak pulang-pulang?”

Pertanyaan yang berat bagiku untuk menjawabnya. Aku hanya diam dan tak

berbicara apapun saat itu. Aku meninggalkan adikku diruang tamu dan berlari ke

kamar. Aku menuangkan semuanya isi hatiku di depan foto orangtuaku. Aku

menangis,ingin rasanya aku menjerit tapi ini bukanlah waktu yang tepat.

kulap air mataku dan pergi mengambil minum,saat aku melewati kamar adikku aku

mendengar sesuatu

“Tuhan,udah 7 tahun mama sama papa aku ngak pulang-pulang. Kata kakak

mereka bekerja tapi aku nggak pernah dengar kabar mereka hingga aku dewasa

seperti ini. Apa mereka udah nggak sayang sama aku dan kakak? Bukankah engkau

berkata “Mintalah,maka akan diberikan kepadamu;carilah,maka kamu akan

mendapat;ketoklah,maka pintu akan dibukakan bagimu”? Tuhan aku Cuma minta

pertemukan aku dengan orangtuaku.Aku juga ngak mengerti kenapa kakak nggak

pernah menyebut namamu. Nggak pernah mengajak aku keGereja,ngak pernah suruh

aku baca Alkitab. Bahkan aku belajar agama juga karena diajar sama orangTua

temanku yang pekerjaannya Pendeta.Tuhan aku kangen orangtuaku,mungkin aku

seperti anak kecil yang mengadu padaMu. Tapi aku mau engkau berikan Kakak

kekuatan. Dia udah sekolahin aku hingga aku besar gini. Aku janji Tuhan aku bakalan

jadi orang sukses dan bahagian kakak”

Aku menangis mendengar perkataan adikku,memang aku salah udah jauhin

Tuhan dalam hidupku. Aku melakukan ini karena aku tau aku nggak sanggup

menerima perbuatan Tuhan padaku 7 tahun yang lalu. Aku menyembunyikan

kebenaran pada adikku. Pekerjaanku,bahkan apa yang kulakukan selama bekerja.

Kumasuki kamar adiku dan menepuk bahunya aku menangis bahkan sulit bagiku

berbicara padanya. Tapi akan kucoba untuk mengtaakan sebenarnya.

“hai rey...”

“ehh kak angel..”

“lagi apa kamu?”

“lagi ngadu sama Tuhan kak”

“udah berapa lama kamu ngadu sama Tuhan?”

“sejak aku nggak pernah lihat mama papa kak!”

“ada yang mau kakak omongin,tapi kakak mau kamu jangan benci sama kakak

ya dik. Kakak sayang sama kamu”

“apaan kak?”

“sebenarnyaaa.......”

“yaa...?”

“sebenarnya mama sama papa udah meninggal 7 tahun yang lalu dik”

“apa? Kakak becanda kan? Kakak bilang kalau mama sama papa cuma bekerja”

“nggak dik,dengerin kakak! Kakak minta maaf udah sembunyiin ini semua.

Kakak tau kakak salah”

“kakak jahat....”

Rey pergi,ia meninggalkanku sendirian dirumah,ia pergi berhari-hari. Aku

mencoba mencarinya tapi temannya berkata udah seminggu ia tidak masuk sekolah.

Badanku semakin kurus memikirkan adikku,aku tidak memikirkan makan lagi hingga

suatu ketika aku terjatuh dan temanku membawaku kerumah sakit. Dokter memvonis

aku terkena penyakit leukimia stadium 2. Hancur hatiku semakin pedih kurasakan

hidupku. Aku hanya berbaring ditempat tidur sambil menunggu adikku. Sudah 2 bulan

ia tidak kembali kerumah aku menangis. Sekarang aku hanya bisa bertumpu pada satu

titik yaitu temanku. Hanya dia yang membantuku sejauh ini.

Hari ini aku dirawat,temanku berkata kalau rey datang kerumahku. Aku berharap

dia menemui kakaknya yang jahat ini. Hingga suatu sore saat temanku pergi bekerja

adikku datang dan membuat pilu hatiku. Dia melihat keadaan kakaknya yang buruk

bahkan akan mati.

“kak maafin rey ya,aku tau aku salah udah ninggalin kakak sendirian hingga

kakak kayak gini. Aku pergi selama ini untuk mengetahui sebenarnya kak. Aku tinggal

dirumah bibi Ani dikampung. Aku udah tau semuanya kak. Aku minta maaf ya kak. Aku

mau jagain kakak,aku ngak mau kehilangan kakak setelah kehilangan mama sama

papa kak. Maafin aku kak”

“udah dik ngapapa,kamu harus sekolah lagi yaa,kamu harus sukses. Kakak

nggak yakin kakak bisa sembuh dik. Kakak udah parah bahkan kakak udah mau mati

dik”

“kak,kakak jangan bicara kayak gitu. Kakak ngak boleh ninggalina aku sendiri

kak. Kakak bisa sembuh kok. Pasti!”

“gimana caranya dik??”

“coba deh kakak berdoa lagi sama Tuhan,minta kesembuhan kak. Dan baca

Alkitab setiap hari. Hanya padanya ada kesembuhan itu kak. Yesus lah dokter segala

dokter dan tabib segala tabib kak”

“tapi dik..”

“udah kakak lakuin aja yaa,plis dengerin aku kak. Aku ngak mau kehilangan

kakak. Aku janji aku akan sekolah dan sukses. Aku ngak akan ninggalin kakak lagi”

“iyaa dik,kakak janji kakak bakalan dekat lagi dengan Tuhan”

Mulai saat itu terjadi,kehidupanku dengan rey semakin membaik. Rey lulus

sekolah dan keadaanku semakin memulih. Aku menyerahkan hidupku pada Tuhan

meskipun kehidupanku dan masa laluku yang begitu kelam. Aku menerima kembali

Tuhan dalam hidupku. Kami selalu pergi bersama keGereja setiap

minggunya,mengikuti kegiatan kerohanian bahkan sering meminta nasehat kepada

Pendeta.

Sudah 3 tahun kulalui semuanya,adikku sekarang mendapat pekerjaan di

sebuah perusahaan terkenal diIndonesia. Ntah bagaimana ia bisa lulus kuliah dengan

keadaanku yang memprihatinkan. Bahkan aku tidak tahu dia mendapat uang dari

mana. Semua biaya pengobatanku dia yang membayarnya saat aku bertanyaia

mendapat uang dari mana,dia hanya menjawab “dari Tuhan”. Aku belajar dari adikku

apa itu sebenarnya kesetiaan. Aku selalu berdoa untuk kesembuhanku dan satu ayat

yang selalu menguatkanku yaitu “Lukas : 37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahi”.

Sudah Dua tahun berlalu,rey menjadi pengusaha sukses,dan aku sudah

sembuh total dari penyakitku. Muzijat kurasakan setelah aku mengikuti Kristus. Aku

dan adikku memulai hidup yang baru. kami berencana akan selalu bersama meskipun

nanti kami sudah hidup masing-masing karena memiliki pasangan hidup. semua kami

serahkan hidup kami pada Tuhan saja dan orangtua kami pasti bahagia melihat kami

yang selalu bersama dan selalu mengasihi. Setiap bulan kami pergi kekampung untuk

ziarah kemakam orangtua kami,kami bercerita bahkan meneteskan air mata.

Terkadang kami bisa merasakan kehadiran mereka di samping kami.

(EventMadingPA/REG)